Oleh: Dr. Antonius Natan
Warta-gereja.com – Jakarta, Gereja mencari pemimpin benar & takut Tuhan di PILKADA, ini merupakan tanggung jawab pemilih. Pemilik suara di harapkan dapat menunjuk pemimpin yang benar. tatkala gereja mencari pemimpin yang ideal, berbagai kriteria yang bisa dimunculkan mulai dari jenjang pendidikan, pengalaman, ganteng atau cantik, latar belakang darah biru atau orang kebanyakan dan sebagainya, ditambah lagi test IQ, EQ dan SQ yang bersangkutan sehingga didapat model pemimpin yang ideal.
Warga Gereja mencari pemimpin ideal, tetapi masih didapati bahwa pemimpin ideal berdasarkan kriteria ternyata masih memiliki berbagai kelemahan saat menjabat, implementasi lemah bahkan sering sang pemimpin hanya beretorika, pintar melakukan presentasi tetapi lemah dalam eksekusi apalagi menemukan solusi jitu.
Melihat KPK – Komisi Pemberantas Korupsi menangkap dan menahan sejumlah pemimpin ditingkat pusat hingga daerah, para eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Berdasarkan statistik KPK per 22 Januari 2024, total 1.681 tindak pidana korupsi telah ditangani oleh lembaga antirasuah ini sejak 2004.
KPK mencatat 371 kasus korupsi dengan pelaku dari kalangan eselon I, II, III, dan IV PNS. Koruptor yang ditangkap KPK berasal dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan total 344 kasus. Profesi Walikota/ Bupati atau wakilnya berada di urutan kelima dengan total 163 kasus tindak pidana korupsi. Dan lebih memprihatinkan adalah Gubernur: 25 kasus. (sumberKompas.com) artinya lebih dari setengah orang nomor satu di provinsi tidak menjadi teladan. Bukan berarti penjaringan pemimpin yang lemah, berbagai perangkat dan model rekrutmen dilakukan untuk memastikan yang terjaring adalah pemimpin ideal, namun kenyataan sebaliknya. Apakah ada yang salah dalam budaya pemimpin di Indonesia ?
PEMIMPIN BENAR DAN BENAR PEMIMPIN
Menjadi pemimpin adalah pilihan Tuhan dan merupakan kedaulatan Tuhan, dan yang dipilih adalah yang di tunjuk partai untuk maju sebagai kandidat. Mengenal pemimpin dianalogikan seperti melihat pohon dari buah yang dihasilkan, pohon disebut bagus jika menarik dan lezat dimakan. Demikian pula pemimpin baru dikenal bagus dan baik jika kehidupan keseharian sebelumnya sudah seperti buah tersebut diatas. Memiliki karakter yang sehat dan hidup sebagai orang yang saleh, tulus dan setia atau dikenal ber-integritas.
Di Indonesia sebenarnya kita telah melihat sosok birokrasi yang saleh, tulus, setia dan ber-integritas tetapi kurang menonjol dan hilang dimakan jaman, dalam dekade ini Indonesia di anugerahi cukup banyak pemimpin yang memimpin secara ideal, terlihat hasil pembangunan yang pro rakyat dan memenuhi harapan masyarakat.
Beberapa tips yang perlu disimak tatkala seseorang memilih pemimpin benar dan benar pemimpin yakni:
Pemimpin tidak mencari kekuasaan
Pemimpin dianugerahkan kemampuan kekuasaan lebih besar dari orang kebanyakan yang seharusnya pemimpin tidak lagi mencari kekuasaan, pemimpin justru harus memulai ”anugerah” kemampuan yang lebih besar tersebut dengan mendorong kebaikan dan kebenaran dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, melalui kedudukan dan kekuasaan pemimpin menolong banyak orang, bukan untuk kepentingan pribadi melainkan kepentingan orang banyak, hakikatnya pemimpin menjadi teladan untuk kebaikan dan menjauhkan orang banyak dari kesempatan korupsi dan tindakan yang merugikan negara. Peranan pemimpin seperti inilah yang mampu membuat perencanaan yang holistik dan berkeadilan dan menyejahterakan. Pemimpin yang tidak mempertahankan kekuasaan, karena menyadari kondisi saat ini merupakan “anugerah” sekaligus kedaulatan Tuhan, jadi tidak sembarangan orang bisa menaikkan atau menurunkannya.
Pemimpin dengan 1 (satu) Istri dan tidak tamak
Setia terhadap satu istri adalah suatu bukti pemimpin yang berintegritas, dapat menahan diri dan mampu mencintai secara tulus. Bagaimana seorang pemimpin bisa melakukan pekerjaan secara jujur jika kepada istrinya yang seharusnya paling dicintai saja tidak dapat berlaku jujur, tentunya sangat dikhawatirkan kepada orang lain yang tidak memiliki hubungan secara pribadi akan lebih tidak jujur apalagi setia menepati janji. Pemimpin yang tidak dapat menahan diri terhadap wanita lain, memiliki persoalan batiniah yang mengganggu dan merusak agenda kerja harian, fokusnya lebih kepada pribadi tidak kepada tugas dan tanggung jawab.
Keinginan hati dan tamak akan harta benda menjadikan pemimpin berpikir bengkok, keputusan dipertimbangkan atas kepentingan pribadi atau manfaat pribadi tidak berdasarkan asas manfaat kepentingan orang banyak. Pemimpin yang tulus dan ikhlas mengelola dan mengawasi, menciptakan sistem untuk pembangunan yang tepat sasaran dan memberikan kemudahan banyak pihak agar memiliki akses mengawasi.
Pemimpin menularkan nilai-nilai Kerajaan Allah
Kehidupan pemimpin diselaraskan dengan hukum Tuhan yang berlaku dan hukum positif yang berlaku di negara ini, pemimpin memiliki kecerdasan dan berhikmat dalam setiap pengambilan keputusan, besar atau kecil, untuk manfaat dan maslahat orang banyak, semuanya ada takaran dan ketentuan yang patut dipahami seorang pemimpin, sehingga tidak akan tersandera dengan keputusan yang telah diambil dan keputusan yang ditetapkan mencerminkan keadilan yang menyejahterakan orang banyak, serta pemimpin tidak melanggar hukum dunia maupun hukum Tuhan. Tuhan Sang pencipta hadir dalam diri pemimpin dan masyarakat merasakannya langsung.
Pemimpin yang takut akan Tuhan
Pemimpin bertanggung jawab kepada Tuhan yang memilihnya, pemilihan Tuhan mengandung arti ada tugas dan tanggung jawab yang melekat, maka sangat diperlukan komunikasi dan relasi yang sehat antara pemimpin dengan Tuhan sehingga mampu menjalankan penugasan yang diemban. Keputusan dan solusi merupakan campur tangan Kerajaan Allah
Komunikasi dengan Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan. tercermin dengan kehidupan pemimpin, pengelolaan waktu yang baik menjadikan kualitas hidup pemimpin menjadi seimbang, kemampuan mengelola dan memimpin diri sendiri menjadikan pemimpin memiliki waktu yang cukup bersama Tuhan dalam doa.
Pemimpin yang merakyat
Menjadi pemimpin yang rendah hati dan melekat kepada masyarakat, menjadi pejabat tidaklah berarti memiliki hidup dan memerintah seperti raja, melainkan melayani masyarakat dan memerintah sebagai seorang pengelola yang bertanggung jawab kepada rakyat dan Negara serta Tuhan itu sendiri
Pemimpin wajib paham dengan kedaulatan Tuhan dalam hidupnya, sehingga tidak bermegah karena kekuasaannya melampaui orang banyak, melainkan ditunjukkannya kekuasaan tersebut melalui kepedulian dan tindakan yang menjadi jawaban bagi orang banyak.
Model pemimpin yang ideal ternyata tercatat dalam Perjanjian Lama dalam Ulangan 17:15-20 (TB) maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu.
Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi.
Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perak pun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak.
Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi.
Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya,
supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel.”
Saatnya tiba, warga gereja terus berdoa meminta campur tangan Tuhan dalam memilih kepala daerah. mewujudkan nilai nilai Kerajaan Allah menjadi bagian kehidupan berbangsa dan bernegara, Mari kita jaga Api Doa! Imamat 6:12 (TB) Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam.
Pro Ecclesia Et Patria
Dr. Antonius Natan
Dosen STT LETS
Staf Ahli Ketum PGLII – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia