Warta-gereja.com-Bandung (25/08). Pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Sektor (PGIS) Kabupaten Bandung merayakan kemerdekaan RI dengan penuh sukacita dan berlangsung sukses. Acara ini terselenggara berkat kerja keras panitia, yang dipercayakan kepada pemuda gereja. Panitia perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI diketuai oleh Dionysius Saragi, dari Pemuda POUK GKPO Lanud Sulaiman, dengan anggota dari pemuda- pemudi beberapa gereja, yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, seperti HKBP Soreang, GKP Katapang, GKP Dayeuhkolot, dan GKP Ciwidey. Pelaksanaan dilangsungkan di Gereja POUK GKPO Lanud Sulaiman, sekaligus sebagai tuan rumah.
Acara dimulai dengan ibadah syukur, pada pukul 15.00 WIB. Ibadah dipimpin oleh Pdt. Budi Triadi Kaidun, S. Th. yang menjabat sebagai Ketua PGIS Kabupaten Bandung.
Liturgos dalam ibadah ini adalah Pnt. Ellya Tiurlan Mardiana Tambunan, dari POUK GKPO Lanud Sulaiman. Setelah kalimat pembuka dan ungkapan situasi dari liturgos, dilaksanakan pembacaan teks Proklamasi oleh Dkn. Dahlan Saragi, dilanjut dengan pembacaan teks Pancasila oleh Pnt. Teen Nopladia Saragih diikuti oleh jemaat yang hadir.
Jemaat yang hadir pada ibadah ini berasal dari beberapa gereja, seperti POUK GKPO Sulaiman (sebagai tuan rumah), GKP Katapang, GKP Dayeuhkolot, GKP Ciwidey, HKBP Soreang, dan GKMI Bandung.
Firman Tuhan yang ditaburkan oleh Pdt. Budi Triadi Kaidun diambil dari Roma 12: 4-5, dengan tema Unity of Diversity. Dalam khotbahnya, Pdt. Kaidun mengingatkan pentingnya kesatuan di dalam keberagaman. Perbedaan tidak berarti menunjukkan ketidak-cocokan. Tetapi dengan adanya perbedaan, seharusnya bisa saling melengkapi. Sepertinya tubuh manusia yang terdiri dari berbagai anggota, ysng memiliki fungsi berbeda. Karena perbedaan gungsi tersebut, kita dapat beraktivitas. Kita tidak bisa berjalan menggunakan kaki jika tidak mempunyai mata dan telinga.
Pdt. Kaidun, yang mrupakan pendeta jemaat GKP Katapang ini, memberi ilustrasi sepasang sandal jepit. Sandal jepit tidak akan dapat digunakan jika salah satu hilang atau putus. Pa pendeta juga mencontohkan anggota panitia perayaan HUT Kemerdekaan RI, yang terdiri dari pemuda-pemudi, dengan latar belakang gereja yang berbeda. Namun mereka bisa mewujudkan acara perayaan yang besar ini.
Selesai ibadah, disampaikan beberapa kata sambutan, diantaranya oleh Pnt. Rudy H. Aritonang, Wakil Ketua Majelis POUK GKPO Sulaiman (mewakili tuan rumah), Pdt. Dody Indra Simarmata, S. Th. (perwakilan MPH PGIS), dan Sdr. Dionysius Saragi (mewakili panitia).
Lomba Hari Kemerdekaan Indonesia – PGIS Kabupaten Bandung
Selesai ibadah di gedung utama gereja, jemaat yang hadir menuju halaman atau lapangan POUK GKPO Sulaiman. Lomba terbagi atas dua jenis, berdasarkan peserta. Pertama, lomba berdasarkan kelompok, dimana anggota terdiri atas beberapa jemaat yang berasal dari gereja yang berbeda. Setiap kelompok harus mengikuti lomba balap karung, makan kerupuk, ketok paku, masukin paku ke botol, estafet air, kuis Alkitab, dan diakhiri dengan tarik tambang. Kelompok yang terbentuk ada 5, yaitu kelompok merah, putih, biru, kuning, dan ungu.
Lomba berlangsung seru. Terlihat ada juga persaingan . Namun semua jemaat yang mengikuti lomba merasakan sukacita.
Kedua, peserta lomba bedasarkan asal gereja. Adapun yang dipertandingkan ialah permainan gaple (perorangan), pesertanya adalah jemaat pria serta buat dan hias tumpeng, pesertanya jemaat wanita.
Lomba dan pertandingan benrakhir sekitar pukul 18.30 WIB. Kemudian, peserta lomba dan penonton menikmati makan malam bersama. Setelah itu, pengumuman para pemenang lomba.
Sungguh pada hari Minggu, 25 Agustus ini di Perayaan HUT Kemerdekaan seluruh jemaat yang hadir, yang berasal dari berlatar belakang gereja, merasakan sukacita. Mereka berharap ada momen seperti ini lagi di hari mendatang. Suasana acara, mulai dari ibadah hingga perayaan, mewujudkan tema ibadah syukur, yaitu Unity of Diversity .
(Wartawan: Hisar Hasibuan, Bandung)