Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Pendiri warta-gereja.com
Perjanjian Lama
Di dalam Perjanjian Lama, keadaan manusia yang selamat itu disebut keadaan yang damai sejahtera (syalom). Keadaan syalom ini mencakup segala sesuatu yang berupa kebahagiaan manusia seluruhnya dan seutuhnya baik rohani maupun jasmani. Dalam arti yang begitu luasnya, syalom merupakan pemberian dari Allah. Khususnya sebagai hasil dari tindakan Allah yang membebaskan manusia dari bahaya apapun.
Tindakan Allah yang memberikan keselamatan itu dapat terlihat dari teks-teks tertua yang membicarakan karya Tuhan atas Israel. Penyelamatan itu terjadi di dalam peristiwa-peristiwa sejarah umat Allah seperti keluaran dari perbudakan di Mesir ([Keluaran 14:30; 15:2, Hosea 13:4, Mazmur 106:21). Keselamatan yang diperjuangkan oleh manusia diyakini sebenarnya merupakan kemenangan Tuhan. Pengharapan akan keselamatan dari Allah di dalam Perjanjian Lama juga dapat kita lihat di dalam kitab Yeremia (Yeremia 3:23; 14:8). ( Sumber 1 : Nico Syukur Dister. 2004, Teologi Sistematika 2. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 131)
Perjanjian Baru
Melansir dalam pendapat Nelson Thomas dalam http://gracepeace.net/light/salvation3.htm dikatakan Keselamatan adalah topik utama Perjanjian Baru. Sebenarnya di sini kita melihat penyelesaian kebenaran yang diwahyukan Allah kepada para penulis Perjanjian Lama sedikit demi sedikit. Lih. Ibrani :1:1, 2. Setiap aspek keselamatan ditemukan di sini.
Kata yang digunakan:
Kata Yunani ‘soteria’ berarti ‘memulihkan kesehatan’, ‘membuat utuh’ dan ‘pembebasan’. ‘sozein’ berarti ‘menyelamatkan’. Lih. Yudas ay.25; Kisah Para Rasul 7:25; 27:20, 34.
Kata ‘keselamatan’ dalam bahasa Inggris berarti ‘menyelamatkan’, ‘melepaskan’, atau ‘menyembuhkan’. Lih. Mat 8:45; 14:30; Mat 9:22; Lukas 7:50; 18: 42. Lukas sering menggunakan kata ‘keselamatan’ yang merujuk pada kesembuhan, pengampunan, keutuhan, dan kehidupan baru dalam kehidupan seseorang. Dalam banyak ayat, istilah ‘menyelamatkan’ (sozo) merujuk pada sesuatu yang lebih dari sekedar penyembuhan atau pembebasan fisik. Lih. Mat 9:16 dst; Markus 10:17 dst; Lukas 18:18 dst.
Misalnya saja, perhatikan kisah seorang penguasa muda yang kaya raya. Dia mencari kehidupan kekal; Tuhan berkata, “Sulit bagi orang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan surga”. Para murid bertanya, “Kalau begitu, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Artinya masuk kerajaan surga, diselamatkan dan mendapat kekekalan adalah tiga cara untuk mengatakan hal yang sama. Ada tiga hal yang patut diperhatikan sehubungan dengan keselamatan dalam Perjanjian Baru.
1. Keselamatan adalah tujuan pelayanan Tuhan kita. Lukas 19:10; Mat. 9:13, 33; 10:8; 20:28.
Perjanjian Baru dimulai dengan kisah kelahiran Kristus dan ketika para malaikat mengumumkannya, mereka juga merujuk pada misi-Nya yaitu menyelamatkan manusia dari dosa. Nama-Nya sendiri berarti demikian dan Dia juga disebut sebagai penyelamat. Lih. Mat. 1:21, 23; Lukas 1:47; 2:11. Bahkan musuh pun mengetahui tujuan kedatangan-Nya. Lih. Mat. 27:42
Kristus mengambil gagasan keselamatan yang dibicarakan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama dan memberikan penerapan yang lebih spiritual dan universal. Dia menunjukkan bahwa dalam pribadi dan pelayanan-Nya manusia melihat ‘keselamatan dari Tuhan’. Lih. Lukas 2:30; 3:6; 1:69, 77; 19:9. Ia mengajarkan bahwa keselamatan bukan sekedar sesuatu yang bersifat fisik dan lingkungan. Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang tersesat, seperti seorang tabib untuk menyembuhkan. Lih. Mat 18:11—13; Lukas 5:17; Markus 10:30.
Ia berbicara tentang keselamatan yang membawa manusia masuk ke dalam kerajaan surga yang menjamin keamanan dan kedamaian dalam hidup, tidak hanya di dunia sekarang, bahkan di dunia yang akan datang, dalam persekutuan dengan Tuhan. Kebenaran inilah yang menarik murid-murid kepada Kristus. Itu sebabnya para murid menanggung penganiayaan. Lih. Lukas 10:15; 12:4.
Dalam Injil Yohanes, keselamatan disajikan sebagai ‘hidup kekal’ melalui pengenalan akan Kristus. Lih. Yoh 17:3; 3:15, 16, 17 dst. Hidup kekal ini bukan sekedar hidup kekal, melainkan hidup dengan kualitas baru, yaitu hidup yang Tuhan miliki. Lih. Yoh 3:16; 10:28. Hidup terpisah dari Tuhan adalah kehancuran jiwa yang kekal.
2. Keselamatan adalah pesan kesaksian Gereja. Bdk. Kisah Para Rasul 2:39; 16:17, 30; Mat 28:18 dst; Kisah Para Rasul 4:12.
Perjanjian Baru mengungkapkan bahwa keselamatan adalah tema utama khotbah Gereja mula-mula. Mereka sadar bahwa tujuan keberadaan Gereja di muka bumi tidak lain adalah mewartakan Injil keselamatan. Dengan segala semangat dan kesetiaan mereka memberitakannya. Mereka tahu bahwa tanpa mengalami keselamatan yang telah Tuhan capai melalui penderitaan Tuhan Yesus Kristus, manusia akan menuju hukuman kekal.
Mereka tahu tidak ada jalan lain untuk keselamatan selain Kristus. Itu sebabnya mereka rela menderita apa pun untuk membagikan kabar baik ini.
3. Keselamatan adalah tema pengajaran kerasulan. Lih. Rom 1:16; Gal 1:11.
Penulis Perjanjian Baru, khususnya Paulus menjelaskan doktrin keselamatan. Paulus menunjukkan bahwa tidak ada air liur melalui hukum Taurat. Lih. Rom 3:20; Gal 2:16. Injil Kristus adalah bahwa Allah dengan bebas membenarkan mereka yang percaya kepada Kristus. Rom 3:24
Paulus melihat Injil Kristus sebagai kekuatan Allah untuk keselamatan manusia. Yaitu pembebasan dari dosa dan diwujudkan dalam kehidupan yang suci. Syarat awalnya adalah pertobatan, penolakan terhadap dosa dan kepercayaan pada kasih karunia Allah yang diwujudkan dalam Kristus. Fakta dan tawaran keselamatan dalam Injil Kristen berbeda dengan Injil lainnya. Kisah Para Rasul 4:12; 1Tim 1:15. Seluruh pekerjaan keselamatan telah selesai di dalam Kristus dan manusia tidak dapat menambahkan apa pun lagi ke dalamnya. Keselamatan dari awal hingga akhir adalah anugerah Tuhan.
Penulis kitab Ibrani mengatakan banyak kebenaran berharga tentang keselamatan:
- Ini adalah penyelamatan yang luar biasa. 2:3
- Kristus adalah kapten dan pengarangnya. 2:10; 5:9
- Dia mampu menyelamatkan kita sepenuhnya. 07:25
- Itu adalah keselamatan kekal.
- Malaikat melindungi orang yang diselamatkan. 1:14
- Petrus menjelaskan doktrin keselamatan dalam istilah PL. Para nabi dengan tekun mencari keselamatan. 1:10. Biaya keselamatan ini lebih besar daripada biaya penebusan Yahudi yang disebutkan dalam Perjanjian Lama. 1:18. Orang-orang Yahudi menolak Mesias mereka. 1Petrus 2:4—8.
- Yohanes menegaskan kembali bahwa Bapa mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia karena kasih-Nya. 1Yoh 4:14 Ia menghapus dosa, membinasakan si jahat dan menghidupkan. Lih. 1Yoh. 2:2; 3:5; 3:8.
- Yudas menunjuk pada Dia yang dapat menjaga kita agar tidak terjatuh. Kitab Wahyu menanggapinya dengan nada kemenangan dan bergabung dalam paduan suara abadi “Keselamatan adalah milik Allah kita yang duduk di atas takhta dan Anak Domba ”. Wahyu 7:10, 14; 19:
Kesimpulan :
SOTERIA (Keselamatan) adalah tema utama baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Seperti dalam banyak doktrin alkitabiah lainnya, kebenaran lengkap tentang keselamatan disingkapkan secara bertahap di dalam Alkitab. Pada awal Perjanjian Lama, keselamatan lebih pada kesejahteraan fisik atau pembebasan dari bahaya, namun pada Perjanjian Baru adalah pembebasan dari dosa, setan dan hukuman kekal. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada jalan keselamatan lain selain Tuhan Yesus Kristus.
Dan Soteria (Σωτηρια) Merupakan Puncak Peristiwa Di Golgota. Selamat menyongsong Pasakah 2024.