Warta-gereja.com – Jakarta, Kerygma berasal dari kata bahasa Yunani κῆρυγμα (kêrugma). Dalam Perjanjian Baru, kata ini diartikan sebagai “pewartaan” (lih. Luk 4:18-19, Rom 10:14, Mat 3:1). Kata kerygma berelasi dengan kata kerja keryssein yang artinya “memaklumkan”, mewartakan, mengumumkan, memproklamasikan” dan kata keryx yang artinya “khalayak, publik, orang banyak.”
Kata kerygma sendiri muncul 9 kali dalam Perjanjian Baru, yakni di Matius 12:41, Markus 16:20, Lukas 11:32, dan enam kali dalam Surat Rasul Paulus (Rom 16:25; 1Kor 1:21, 2:4, 15:14; 2Tim 4:12; dan Titus 1:3). Kerygma, dengan demikian, adalah pesan utama iman Kristiani di mana setiap orang yang telah dibaptis dipanggil untuk mewartakannya.
Kerygma berbeda dengan didache, kata Bahasa Yunani yang merujuk kepada pengajaran, instruksi, atau doktrin. Jika kerygma berarti pewartaan awal kabar gembira dengan maksud untuk memperkenalkan seseorang kepada Kristus dan mempersiapkannya untuk pertobatan dan pembaptisan, maka didache lebih merujuk kepada pengajaran doktrinal dan moral yang lebih luas setelah seseorang telah menerima pewartaan kerygma.
Demikianlah, kerygma adalah pewartaan awal kabar sukacita kepada orang yang hatinya sedang merindukan kabar sukacita keselamatan Allah melalui Putra-Nya Yesus Kristus. Pewartaan awal inilah yang kemudian memikat dan menggugah orang untuk menyerahkan dirinya kepada keselamatan Allah melalui Putra-Nya. Begitu seseorang memutuskan untuk menyerahkan hidupnya pada Yesus dan Gereja-Nya, dia kemudian dipersiapkan iman dan pengetahuannya melalui seri katekese. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kerygma sifatnya lebih spontan dan tidak harus sistematis (mirip kampanye), sementara sifat katekese (didache) lebih sistematis dan mendalam. Baik kerygma maupun katekese (didache) adalah komponen penting dari evangelisasi.
Dalam arti itu, tepatlah kiranya media online https://warta-gereja.com dipersiapkan terlebih dahulu untuk menjalankan peran pewarta kerygma. Seiring dengan persiapan dan pembinaan (kursus) lebih lanjut, peserta dapat menjadi juga pewarta katekese (didache) dengan misi membangun Kerajaan Allah dengan Jurnalisme di Era Digital.
Jika begitu, apakah kerygma adalah pewartaan? Ya, sama seperti katekese (didache) juga adalah pewartaan. Keduanya berbeda dalam hal isi pewartaan. Yang pertama merupakan pewartaan awal yang lebih spontan, yang terakhir merupakan pewartaan lanjutan yang lebih mendalam dan sistematis.
Oleh: Dharma Leksana, S.Th., M.Si. (Sumber : https://pewartasabda.wordpress.com/2017/01/11/kerygma-dan-didache/