Warta-gereja.com – Balapulang Kabupaten Tegal – Panitia Natal Gereja Kristen Jawa (GKJ) Slawi Pepanthan Balapulang, mewujudkan nuansa Perayaan Natal Oikumene dengan mengundang pendeta dari kalangan gereja karismatik Pdt. Niki Kartono, M.Th untuk melayani khotbah natal. Tidak hanya itu, jemaat gereja tetangga, baik itu Gereja Bethel Indonesia (GBI), Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) dan Gereja Katolik diundang dalam perayaan natal.
Perayaan yang mengusung Tema Natal PGI dan KWI Tahun 2023 yakni : “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi“ dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Desember 2023 bertempat di GKJ Slawi Pepanthan Balapulang Kabupaten Tegal, dihadiri sekitar 150 orang.
Pdt. Dr. Sugeng Prihadi, M.Min, M.Th, selaku pendeta jemaat GKJ Slawi menjelaskan bahwa upaya ber oikumene sudah lama dilaksanakan di GKJ Slawi. Pada momen-momen khusus, GKJ Slawi memberi kesempatan pendeta tamu dari GBI, GPdI, GPPS dan Romo dari Gereja Katolik untuk melayani khotbah.
“Jemaat GKJ Slawi sudah lama belajar dalam menghormati dan menghargai Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG- PGI) khususnya dalam Piagam Saling Mengakui dan Saling Menerima (PSMSM). Kami mewujudkan dalam tukar pelayan firman. Cara ini untuk memupuk kebersamaan gereja-gereja di Kabupaten Tegal” jelas Sugeng yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Forum Kerukuman Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tegal.
Pada sisi lain, Pdt. Niki Kartono selaku Gembala Sidang GPPS Immanuel Slawi menyatakan penghargaan dan terima kasih kepada panitia natal atas kepercayaan yang diberikan pada dirinya.
“Bagi saya tugas pelayanan khotbah natal di GKJ baru pertama kali. Memang kami beda aliran. namun penghargaan dan toleransi antara satu dengan yang lain tetap saya junjung tinggi” tutur Niki, pendeta muda yang telah menyelesaikan program Magister Teologi sebagai salah satu cara memperkaya wawasan oikumene dan berteologi secara kontekstual.
Dalam khotbah natal, Niki menjabarkan tema natal PGI dan KWI. Bermula dengan lawatan malaikat kepada gembala. Kelompok orang orang yang terpinggirkan, karena status mereka rendah. Justru kepada orang yang termarginalkan itu, malaikat menyapa dan memberikan pengharapan baru tentang berita kesukaan. Karya penyelamatkan Yesus diberikan kepada semua orang tanpa memandang strata. Semua sama di hadapan Allah.
Lebih lanjut lagi dinyatakan, bahwa memang benar tempat yang maha tinggi sering dipahami sebagai sorga. Tempat kediaman Allah yang penuh sorga damai sejahtera. Namun demikian tempat maha tinggi tidak harus mengacu pada sorga. Di hati manusiapun sebenarnya damai sejahtera itupun dapat dirasakan. Relevansinya bagi manusia, dimana saja dalam keadaan apa saja, dan kapan saja, bila manusia selalu mengingat Tuhan, menempatkan Tuhan diatas segala-galanya, dan seraya bersyukur, sesungguhnya damai sejahtera itu dapat dirasakan.
Dalam perayaan natal sejumlah tamu undangan dan jemaat yang hadir disuguhi pentas suka cita natal, dari anak-anak Sekolah Minggu, Pemuda-Remaja, Warga Dewasa dan Adi Yuswa dengan lagu, tarian, vocal group dan paduan suara yang semuanya itu menggambarkan suka cita dan damai sejahtera natal. (sugeng)